Pemikir-Politik

Maka saya menemukan hujah paling ampuh mengapa intelektual perlu terjun dalam politik. Saya membaca terjemahan Allan Bloom dengan amat perlahan. Dan saya mulai menikmati Poletia yang lebih dikenal dengan tajuk Republik dan mengerti mengapa ianya sebuah buku abadi. Minggu lalu saya di Kenyir bersama 25 bakal -- 20 Malaysia dan 5 Indonesia -- pemimpin-pemimpin Asia Tenggara. Saya tidak berceramah tetapi mengadakan acara Sokratik dengan mereka. Mengapa intelektual perlu terjun politik?

Tahun berat

Tahun ini saya jangka blog saya akan kurang diperbaharui. Sebab, tahun ini saya akan membaca buku-buku berat. Antaranya adalah Critique of Pure Reason oleh Immanuel Kant. Buku ini mencetuskan revolusi dalam epistemologi dan atara karya paling penting dalam sejarah falsafah moden, bahkan juga dalam sejarah falsafah sejak zaman Yunani. Saya menguja membacanya beberapa kali tetali tidak selesai. Sungguh berat. Seorang yang agak terkenal di Malaysia, tak usah saya sebut namanya, setelah pencen ingin menjadi filasuf. Maka dia membeli buku ini dan membacanya. Beberapa kali dia baca namun tidak faham. Akhirnya tidak marah sekali. Dia mengambil pennya dan menulis sesuatu dalam kurungan di sebelah nama Immanuel Kant. ... Immanuel Kant (c..t!).

Apakah manusia punya fitrah?

Ini yang mereka debatkan. Chomsky kata ada, buktinya tengok sahaja bahasa tanpa ada "inborn structure" tidak akan ada bahasa. Foucault kata tak ada. Kebenaran itu hakikatnya adalah sejarah (historical).

Dan debatnya di sini: sini